4/04/2011
7/19/2009
lima hal teraneh
Ada orang yang kuasa
mengangkat beban ratusan kilo gram
demi medali kebanggaannya
tapi pada saat yang sama
Ia tak kuasa bertakbir
Walau hanya dengan mengangkat sebelah tangannya
Ada orang yang tak merasa pegal
Membungkuk seharian
ketika menanam padi diladangnya
Tapi pada saat yang sama
Encoknya akan segera kumat
Bila yang lima waktu menyeru tuk digenapkan olehnya
Ada orang yang begitu ramah
Menjawab panggilan telepon diarah kanan dan kirinya
Tapi pada saat yang sama
Ia enggan menegur tetangganya
Ada orang yang royal
Mentraktir pesta kawan kawanya
Tapi pada saat yang sama
Miskin dan papa pula hatinya
Ada orang yang rela menyebrangi lautan
Untuk merebut hati pujaannya
Tapi pada saat yang sama
Ia melarikan diri dari seruan Jihadnya
mengangkat beban ratusan kilo gram
demi medali kebanggaannya
tapi pada saat yang sama
Ia tak kuasa bertakbir
Walau hanya dengan mengangkat sebelah tangannya
Ada orang yang tak merasa pegal
Membungkuk seharian
ketika menanam padi diladangnya
Tapi pada saat yang sama
Encoknya akan segera kumat
Bila yang lima waktu menyeru tuk digenapkan olehnya
Ada orang yang begitu ramah
Menjawab panggilan telepon diarah kanan dan kirinya
Tapi pada saat yang sama
Ia enggan menegur tetangganya
Ada orang yang royal
Mentraktir pesta kawan kawanya
Tapi pada saat yang sama
Miskin dan papa pula hatinya
Ada orang yang rela menyebrangi lautan
Untuk merebut hati pujaannya
Tapi pada saat yang sama
Ia melarikan diri dari seruan Jihadnya
aku dan rindu
Di teduh temaram malam
Aku dan rindu…
Terlilit dalam sulam kepiluan
Terpingit dalam cekam cinta
Bibir bergetar gumamkan namamu
Nafas mendesir … mengalir
Meraih harapan butir demi butir
Tuk dapat sejenak bersamamu
Tuk sekejap bentangkan tawa
Dan sesaat menghela duka
Deras kesunyian datang
Membungkam panggilan ini
Rindupun menjerit dan menggamit
Jantungku yang masih berdenyut
Seiring nada jiwa yang menyebut
Namamu…
Aku dan rindu…
Terlilit dalam sulam kepiluan
Terpingit dalam cekam cinta
Bibir bergetar gumamkan namamu
Nafas mendesir … mengalir
Meraih harapan butir demi butir
Tuk dapat sejenak bersamamu
Tuk sekejap bentangkan tawa
Dan sesaat menghela duka
Deras kesunyian datang
Membungkam panggilan ini
Rindupun menjerit dan menggamit
Jantungku yang masih berdenyut
Seiring nada jiwa yang menyebut
Namamu…
7/16/2009
Angan Mayapada
Dapatkah kataku kan terukir di mayapada
Kias laksana sabda sang raja,
Yang tertunduk pasrah ,simpuh hamba yang setia
Dapatkah rinduku kan terbang di awang jagad
Mengumandangkan cerita diri yang tersesat
Dengan beribu sambutan mengalun lambat
Dapatkah tangisku membekukan tirta asmara
Hingga dinginnya,menutup harap maupun asa
Melumat seluruh bagian kebisuan,
Di selingan tangan terlukis aksara
Dapatkah mimpiku menjadi misteri
Mewujudkan imaji-imaji yang tak berarti
Dan pelukanku adalah sepi
Membeku disudut hati.
Kias laksana sabda sang raja,
Yang tertunduk pasrah ,simpuh hamba yang setia
Dapatkah rinduku kan terbang di awang jagad
Mengumandangkan cerita diri yang tersesat
Dengan beribu sambutan mengalun lambat
Dapatkah tangisku membekukan tirta asmara
Hingga dinginnya,menutup harap maupun asa
Melumat seluruh bagian kebisuan,
Di selingan tangan terlukis aksara
Dapatkah mimpiku menjadi misteri
Mewujudkan imaji-imaji yang tak berarti
Dan pelukanku adalah sepi
Membeku disudut hati.
7/09/2009
terdiam sang malam
Terintih tahan tangis di kala senyap,
simpuh bersujud di hamparan ke tiada dayaan
tak kuasa tatapan pada AgungNya
terpaku diri di sekitar pasang mata yang terlelap
di buaian malamMu ku merintih,
biarlah sesal ini hanya Kau yang tahu
hati hamba yang gelisah
mungkinkah air mata ini kan bermakna...?,
atau hanya hijab semata.
dan apa bekas sujudku dapat melunakkanMu...?,
atau hanyalah alat yang kan Kau campak ke wajahku kelak.
sebagai balasan ke sombonganku.
di segala kerendahan yang terhina,
hanya butir-butir kata sesal terucap.
sebelum lidahku kelu tiada berucap,
sebelum masa terhenti,
sedangkan aku masih terjerat
dosa dan sesat.
terseok-seok raga ini,
dipersimpangan ke mencari
kata indah.....
yang tak seorang manusia dapat merangkainya.
banjarbaru,9 juli 2009
simpuh bersujud di hamparan ke tiada dayaan
tak kuasa tatapan pada AgungNya
terpaku diri di sekitar pasang mata yang terlelap
di buaian malamMu ku merintih,
biarlah sesal ini hanya Kau yang tahu
hati hamba yang gelisah
mungkinkah air mata ini kan bermakna...?,
atau hanya hijab semata.
dan apa bekas sujudku dapat melunakkanMu...?,
atau hanyalah alat yang kan Kau campak ke wajahku kelak.
sebagai balasan ke sombonganku.
di segala kerendahan yang terhina,
hanya butir-butir kata sesal terucap.
sebelum lidahku kelu tiada berucap,
sebelum masa terhenti,
sedangkan aku masih terjerat
dosa dan sesat.
terseok-seok raga ini,
dipersimpangan ke mencari
kata indah.....
yang tak seorang manusia dapat merangkainya.
banjarbaru,9 juli 2009